BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kita sebagai Warga Negara Indonesia selayaknya bersyukur
akan potensi besar yang dimiliki oleh bangsa ini. Sumber daya alam yang
berlimpah, penduduk yang banyak, keberagaman budaya, dan masih banyak lagi.
Namun apalah arti sebuah potensi apabila hanya tetap menjadi potensi. Tentunya
potensi ini perlu dipelajari, digali, dimanfaatkan dan kemudian dikembangkan
untuk mewujudkan suatu hasil nyata yang dapat mendatangkan kemakmuran bagi negeri
ini.
Multikultural, negara kepulauan, dan keberagaman yang ada
dapat dilihat dalam dua sudut pandang yang berbeda. Dalam sudut pandang yang
negatif, dalam multikultural rawan timbul perpecahan antar kelompok,
pulau-pulau yang banyak dapat menyebabkan eknomi yang tidak merata, dan lain
hal sebagainya. Namun apabila dilihat dari sudut pandang yang positif,
efek-efek negatif tersebut akan menjadi tidak berarti sama sekali.
Multikultural dapat menjadi kekayaan tersendiri yang tidak dimiliki oleh
semua bangsa, negeri kepulauan menyimpan beragam potensi yang apabila
diintegrasikan dapat menjadi sumber kekuatan nasional. Dengan dasar pemikiran
demikian, maka semakin jelaslah bahwa dibutuhkan kearifan dalam melihat suatu
peluang maupun potensi untuk kemudian dijadikan suatu karya yang nyata.
Menyadari fakta bahwa Indonesia memiliki luas wilayah yang
besar dengan ragam budaya dan potensi, diperlukan strategi khusus untuk
mewujudkan pemerataan ekonomi di Indonesia. Sudah seharusnya pemerataan
ekonomi dimulai dari menghidupkan aktivitas ekonomi di daerah-daerah kecil.
Sulit untuk mewujudkan ekonomi yang merata apabila belum adanya kemandirian
ekonomi pada suatu daerah. Kemandirian ekonomi dalam konteks ini adalah suatu
daerah dapat menciptakan lapangan pekerjaan sekaligus menghasilkan suatu
produk baik barang atau jasa di daerahnya yang memiliki nilai jual dan
kompetitif di pasaran nasional dan/atau internasional. Tentunya kemandirian
ekonomi ini dapat terwujud apabila terdapat dua pihak yang memerankan peran
masing-masing dengan baik. Pihak pertama adalah masyarakat daerah tersebut
yang memiliki peran sebagai pelaku aktif dalam aktivitas ekonomi di wilayah
tersebut. Pihak kedua adalah pemerintah yang memerankan pihak pembina
sekaligus fasilitator terwujudnya kemandirian ekonomi.
Namun melihat kenyataan yang ada sekarang, tingkat
ketergantungan di daerah terhadap pemerintah pusat (khususnya masalah ekonomi)
masih sangat tinggi. Hal ini tentunya disebabkan oleh beberapa faktor, dan
salah satu factor tersebut adalah Pihak daerah itu sendiri tidak mampu
mengembangkan maupun mengolah sumber daya yang dimilikinya. Sebagai contoh
adalah Kabupaten Bulukumba yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan.
Kabupaten Bulukumba dikenal sebagai daerah yang memiliki
potensi besar dalam berbagai sektor. Area pertanian yang luas, sektor
perikanan yang menjanjikan sampai keberagaman kuliner khas yang dimilikinya,
yang tentunya semua hal tersebut dapat meningkatkan perekonomiannya. Dunia
kuliner Bulukumba sendiri dipenuhi dengan makanan dan minuman khas yang jika
tidak dikembangkan sekreatif mungkin akan hilang karena terdesak oleh kuliner
asing yang kian marak dipasaran. Sehingga pada akhirnya Kabupaten Bulukumba
akan hilang identitasnya dalam bidang kuliner. Sebagai contoh adalah ‘Sarabba’, sebagai minuman khas
Bulukumba, Sarabba harusnya mampu
mempertahankan eksistensinya dalam gempuran minuman Interlokal, namun hal ini
sepertinya tidak berlaku di lapangan karena eksistensi dari Sarabba itu
sendiri semakin hari semakin menurun. Hal ini dikarenakan karena Sarabba tidak
diolah sedemikian rupa sehingga tidak mampu bersaing dengan minuman dari luar.
Oleh karena hal diatas, maka Penelitidalam Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “Analisis
Pembuatan Sarabba Kemasan dalam Kerangka Inovasi Kuliner Daerah Bulukumba”
berusaha menyajikan suatu Inovasi dalam dunia kuliner dalam hal ini kami
mengambil minuman khas Bulukumba ‘Sarabba’
dan mengolahnya menjadi suatu minuman yang tidak hanya bernilai ekonomis
dan Kemasan tapi juga mampu bersaing dengan minuman asing.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
cara membuat Sarabba Kemasan ?
2.
Alat
dan Bahan apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan Sarabba Kemasan ?
3.
Apa
saja keunggulan Sarabba kemasan
dibanding Sarabba tradisional
C.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian kami
adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui cara pembuatan Sarabba Kemasan.
2.
Untuk
mengetahui alat dan Bahan apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan Sarabba Kemasan.
3.
Untuk
mengetahui keunggulan Sarabba kemasan
dibanding Sarabba tradisional.
D.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian
karya tulis ilmiah ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi
Masyarakat
a) Dapat digunakan sebagai sumber
informasi untuk terus berinovasi dalam mengembangkan potensi daerah khususnya
dalam sektor kuliner.
b) Dapat digunakan sebagai sumber
informasi untuk memproduksi minuman khas daerah yang bernilai ekonomis.
2. Bagi
Negara
a) Membantu
pemerintah dalam hal pengembangan potensi daerah yang nantinya dapat berkaitan
dengan peningkatan perekonomian daerah.
b) Memberikan
sumbangsih bagi kemajuan kuliner daerah.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Kajian Teori
1. Potensi Daerah
Tuhan menciptakan bumi ini dengan segala sumber daya alam yang dapat
dimanfaatkan manusia. Sumber daya ala mini tersebar di seluruh permukaan bumi,
seperti contoh di Indonesia. Indonesia memiliki begitu banyak sumber daya alam
karena Indonesia terletak di wilayah yang strategis.
Sumber daya alam yang terdapat di suatu wilayah menjadi kekayaan potensi
daerah wilayah tersebut dan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat
terwujud melalui berbagai kegiatan ekonomi.
Ø
Pengertian Potensi
Daerah
Potensi diartikan
sebagai kemampuan yang dapat dikembangkan. Potensi daerah
adalah segala kemampuan yang ada pada suatu daerah yang dapat dikembangkan.
Agar potensi daerah dapat bermanfaat, maka masyarakat harus melakukan kegiatan
ekonomi. Kegiatan ekonomi adalah
kegiatan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia. Karakter potensi
suatu daerah akan menentukan kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat.
Ø Jenis
Potensi Daerah
Potensi daerah
dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu :
a.
Potensi Alam
Potensi alam
adalah kemampuan berupa kekayaan kenampakan dan sumber daya alam yang dapat dikembangkan.
- Bidang
pertanian, yaitu menanam tanaman pangan, menggarap lahan, menjual hasil panen
dan mengolah hasil panen.
-
Bidang Perkebunan, yaitu menggarap lahan perkebunan, memetik hasil panen,
mengolah hasil panen, dan bekerja di perkebunan.
- Bidang
peternakan, yaitu membudidayakan ternak, menjual ternak, bekerja pada
peternakan, dan mengolah hasil ternak.
- Bidang
pertambangan, yaitu menjadi penambang, beklerja pada pertambangan dan menjual
hasil tambang.
- Bidang
pariwisata, yaitu menyewakan penginapan, membuat, menjual kerajinan,
menyewakan perahu, menyewakan perlengkapan selancar, dan selam.
-
Bidang perikanan, yaitu menangkap ikan, membudidayakan ikan, dan
membudidayakan rumput laut.
b.
Potensi Sosial Budaya
Potensi sosial
budaya adalah kemampuan yang dapat dikembangkan dari pola kehidupan yang
terdapat pada suatu masyarakat di suatu daerah.
Indonesia
memiliki potensi sosial budaya yang beragam, yaitu :
- Pakaian
daerah, seperti Ulos Raga, Batik, Baju Bodo, dan lain-lain.
- Tarian
daerah, seperti Jaipong, tari Lilin dan lain-lain.
- Pertunjukan,
seperti Debus dan lain-lain., Ogoh-Ogoh,
- Lagu
daerah, seperti Boungong Jeumpa, Ampar-Ampar Pisang, dan lain-lain.
- Alat musik
daerah, seperti sasando, tifa, dan lain-lain.
- Kerajinan,
seperti ukiran Jepara, Seni patung Papua dan lain-lain.
- Cerita
daerah, seperti Asal mula telaga biru, dan lain-lain.
- kuliner daerah, seperti
Papeda, Oncong-oncong pisan, Pempek, sarabba dan lain-lain.
- Adat istiadat, seperti
tradisi bergotong royong dalam membangun rumah, upacara adat pembakaran mayat.
Ø
Potensi daerah Bulukumba
Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu kabupaten yang terletak di
Provinsi Sulawesi selatan, secara geografis Kabupaten ini terletak antara
05°20 – 05°40 dan antara 119°58 – 120°28 BT.Kabupaten ini di sebelah utara
berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, di sebelah timur berbatasan dengan Teluk
Bone, di sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores, sedangkan di sebelah
barat berbatasan dengan Kabupaten Bantaeng. Luas wilayah Kabupaten Bulukumba
1.154,67 Km2. Secara administratif, Kabupaten Bulukumba ini terbagi
menjadi 10 Kecamatan, 24 Kelurahan, dan 102 desa.
Potensi Pertanian adalah merupakan salah satu potensi unggulan yang
memberikan konstribusi yang paling besar terhadap perekonomian Kabupaten
Bulukumba. Tanaman pangan yang sangat potensial adalah tanaman padi dan
merupakan bahan pangan utama masyarakat. Selain tanaman padi juga terdapat
tanaman bahan pangan lainnya seperti Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang
Tanah, Kacang Ijo dan Kedelai. Selain tanaman pangan, terdapat pula tanaman
Holtikultura yang mempunyai potensi besar dalam mengangkat pendapatan dan
kesejahteraan petani. Tanaman hortikultura yang utama seperti: durian,
rambutan, duku, langsat, mangga, manggis, petai, pisang, nangka, alpukat,
nenas, salak, pepaya, sukun, jambu biji, jambu air, jeruk siam, cabai, Lombok,
tomat, terong, ketimun, kacang panjang.
Potensi perikanan di Kabupaten Bulukumba terdiri dari perikanan laut dan
darat.Untuk jenis ikan laut yang dihasilkan, sebagian besar ikan laut
diperairan Kabupaten Bulukumba berpotensi ekspor, seperti: cakalang, tuna,
tongkol, layang, kembung, tambang, lamuru, kerapu dan beberapa ikan laut
lainnya. Selain perikanan laut, perikanan budidaya seperti tambak, laut,
kolam, mina padi juga merupakan potensi yang dapat dikembangkan. Komoditas
budidaya tambak mayoritas adalah Ikan Bandeng, Udang Windu, Udang Api-api.
Potensi kuliner terdiri dari makanan dan minuman yang ada di kabupaten
Bulukumba. Untuk makanan itu sendiri seperti kue putu, pallubasa, doko-doko,
barongko, dan beberapa makanan lainnya memiliki ciri khas tersendiri
disbanding dengan makanan dari daerah lain yang ada di Provinsi Sulawesi
Selatan bahkan di Indonesia. Sejalan dengan itu, minuman khas Kabupaten
Bulukumba juga memiliki perbedaan mendasar dengan minuman dari daerah lain,
tidak hanya dari bahan yang digunakan namun juga cara pembuatannya. Oleh
karena ciri khas itulah, maka tidak salah jika dikatakan bahwa Bulukumba
memiliki potensi dalam sektor kuliner.
2.
Kuliner Indonesia
Kuliner Indonesia
merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi
berasal dari kepulauan Nusantara yang
terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya
nasional Indonesia secara umum dan hampir seluruh kuliner Indonesia kaya
dengan bumbu
berasal dari rempah-rempah seperti kemiri,
cabai,
temu
kunci, lengkuas, jahe, kencur,
kunyit,
kelapa
dan gula
aren dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan
dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal
seperti dari India,
Tiongkok,
Timur
Tengah, dan Eropa.
Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "kuliner
Indonesia", tetapi lebih kepada, keanekaragaman kuliner regional yang
dipengaruhi secara lokal oleh kebudayaan Indonesia serta
pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang diolah menjadi nasi
putih, ketupat atau lontong
(beras yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia
namum untuk bagian timur lebih umum dipergunakan juga jagung,
sagu, singkong,
dan ubi
jalar. Bentuk lanskap penyajiannya umumnya disajikan di sebagian
besar makanan Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging,
ikan atau sayur di
sisi piring.
Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah terlibat dalam perdagangan dunia
berkat lokasi dan sumber daya alamnya. Teknik memasak dan bahan makanan asli
Indonesia berkembang dan kemudian dipengaruhi oleh seni kuliner India, Timur
Tengah, Cina,
dan akhirnya Eropa. Para pedagang Spanyol
dan Portugis
membawa berbagai bahan makanan dari benua Amerika
jauh sebelum Belanda
berhasil menguasai Indonesia. Pulau Maluku
yang termahsyur sebagai "Kepulauan Rempah-rempah", juga
menyumbangkan tanaman rempah asli Indonesia kepada seni kuliner dunia. Seni
kuliner kawasan bagian timur Indonesia mirip dengan seni memasak Polinesia
dan Melanesia.
Beberapa jenis hidangan asli Indonesia juga kini dapat ditemukan di
beberapa negara di benua Asia. Kuliner Indonesia yang populer seperti sate, rendang,
dan sambal
juga digemari di Malaysia dan Singapura.
Bahan makanan berbahan dasar dari kedelai
seperti variasi tahu
dan tempe,
juga sangat populer. Tempe dianggap sebagai penemuan asli Jawa, adaptasi lokal
dari fermentasi
kedelai. Jenis lainnya dari makanan fermentasi kedelai adalah oncom,
mirip dengan tempe tapi menggunakan jenis jamur yang
berbeda, oncom sangat populer di Jawa
Barat. Begitupun dengan minumannya, Provinsi Sulawesi selatan (khususnya Bulukumba) sebagai salah
satu daerah di Indonesia merupakan daerah yang terkenal dengan minuman
khasnya, sebagai contohnya adalah Sarabba.
3. Sarabba
Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dan
berpuluh-puluh propinsi. Setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri yang
membedakannya dengan daerah lain. Ciri khas tersebut ada pula pada jenis
makanan dan minuman khas suatu daerah tertentu, termasuk daerah Bulukumba yang
juga mempunyai minuman khas yang tidak hanya mampu menghangatkan tubuh namun
juga dapat mengembalikan stamina yang loyo yakni sarabba. Sarabba adalah minuman khas suku
bugis-Makassar termasuk daerah Bulukumba yang terbuat dari campuran jahe,
kuning telur, gula aren, santan dan merica bubuk. Sarabba cocok untuk mengusir
flu, menghangatkan badan, mengeluarkan angin dari tubuh saat masuk angin,
paling asik sebagai teman disaat begadang nonton bola. Masyarakat Bulukumba sebagian
besar mengkonsumsinya sebagai pemulih stamina karena kuning telur dipercaya
sebagai pemulih stamina (jamu), penawar letih setelah seharian beraktivitas
dan untuk menghangatkan badan.
B. Kerangka
Pikir
Potensi Daerah Bulukumba
|
Kuliner
|
Makanan
|
Minuman
|
Sarabba
|
Sarabba Kemasan
|
Peningkatan Perekonomian Daerah
|
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis
penelitian adalah metode
yang digunakan oleh peneliti terhadap objek penelitian yang akan dibuat dengan jalan
melakukan berbagai eksperimen-eksperimen. Jenis
penelitian adalah metode
yang digunakan Penelitidalam suatu percobaan untuk menghasilkan suatu inovasi baru
yakni Sarabba bubuk.
B.
Variabel
Penelitian
Seperti yang kita ketahui, ada 2
jenis variable dalam menulis sebuah karya tulis ilmiah, yaitu variable terikat
dan variable bebas. Adapun variable yang kami gunakan dalam penelitian ini
adalah :
Ø Variable
terikat dalam penelitian ini adalah kualitas Sarabba bubuk
Ø Variable
bebas dalam penelitian ini adalah sarabba tradisional.
C. Waktu
Dan Tempat Penelitian
Waktu dan tempat penelitian dalam penelitian karya tulis ilmiah ini akan di uraikan
sebagai berikut :
1. Waktu
Penelitian
ini dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu :
a. Tahap
Persiapan
Tahap persiapan dalam
penelitian ini dilakukan pada tanggal 26 April 2013.
b.Penerapan
atau Pelaksanaan
Tahap penerapan atau
pelaksanaan dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 April 2013.
c. Tahap
Penyelesaian
Tahap penyelesaian
dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 30 April 2013.
2.
Tempat
Penelitian
dilakukan di rumah salah satu Peneliti.
D.
Alat
dan Bahan
a) Alat
Ø Panci
Ø Parut
Ø Pisau
Ø Pengaduk
Ø Kompor
Ø Sendok
Ø Tapis
b) Bahan
Ø Jahe
Ø Gula
merah
Ø Santan
Ø Susu
kental manis putih
Ø Telur
Ayam
Ø Air
Mineral
E. Prosedur Kerja
Dalam karya tulis kali ini, penulis
ingin meningkatkan eksistensi sarabba kembali dalam kehidupan Masyarakat karena
dewasa ini, eksistensi sarabba semakin menurun dan salah satunya disebabkan
oleh sulitnya membuat sarabba tersebut sehingga berdampak pada sulitnya untuk
mengonsumsi sarabba tersebut. Oleh karenanya kami mencoba untuk membuat sarabba
kemasan sehingga akan mempermudah untuk mengonsumsi sarabba tersebut.
Adapun cara pembuatan
dari Sarabba kemasan adalah sebagai berikut :
- Kupas jahe,kemudian cuci dan
blender.
- Siapkan panci. Masukkan santan
secukupnya ke dalam panci.
- Masak santan dan masukkan gula
merah ke dalamnya.
- Didihkan dan aduk-aduk hingga
gula merah larut dan kembali mengeras
- Setelah mengeras, matikan api
dan tunggu hingga
F.
Prosedur
Penelitian
Prosedur penelitian dalam karya tulis ilmiah
ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu :
a.
Tahap
Pengumpulan Data
Dalam tahap ini peneliti, mengumpulkan
data-data yang diperlukan dalam karya tulis ilmiah ini.
b.
Tahap
Persiapan Penelitian
Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan alat
dan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah
: Air putih, Gula merah, Jahe, Santan, Susu kental manis, Garam, Merica bubuk. Alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini diantaranya
adalah : panci, pisau,
c. Tahap Pembuatan Sarabba
kemasan
Setelah alat dan bahan yang diperlukan telah
tersedia, maka selanjutnya peneliti akan membuat Sarabba bubuk dengan
jalan merangkai berbagai alat dan bahan yang telah disiapkan sebelumnya.
G.
Metode
Pengumpulan Data
1.
Studi pustaka ( Library Research )
Studi
pustaka adalah pengambilan data-data yang akan digunakan dalam penelitian
berupa buku-buku dan data yang diperoleh diluar dari hasil temuan lapangan.
2.
Observasi
Dalam penelitian ini, peneliti
mengamati bagaimana cara pembuatan sarabba
kemasan.
H.
Teknik
Analisis Data
Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan jenis analisis kualitatif yang akan
menguraikan tentang proses pembuatan sarabba
kemasan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dalam
karya tulis kali ini, penulis ingin mewujudkan sarabba yang mudah disajikan,
dalam hal ini kami berusaha mengubah image sarabba yang sulit untuk dikonsumsi
menjadi minuman instant. Penulis merasa lebih tepat jika menjadikan sarabba
sebagai minuman kemasan. Karena minuman kemasan merupakan minuman yang sangat mudah
dan sederhana untuk disajikan dan dikonsumsi, sehingga tidak merepotkan bagi
para penikmatnya. Disamping itu, minuman kemasan juga merupakan minuman yang
sangat laku dipasaran, sehingga dapat dijadikan sebagai sesuatu yang dapat
meningkatkan perekonomian.
Adapun
tata cara dalam pembuatan sarabba kemasan adalah sebagai berikut :
Ø Siapkan
segala alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan sarabba tradisional,
karena alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan sarabba kemasan sama
dengan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan sarabba tradisional.
Ø Setelah
itu kupas jahe sekitar 1 kg, lalu cuci dengan air hingga bersih.
Ø Setelah
jahe bersih, hancurkan jahe sehalus mungkin. Untuk menghasilkan hasil yang
optimal, disarankan untuk memakai blender.
Ø Sementara
jahe dihaluskan, masak santan, gula merah, dan telur yang telah disiapkan
sebelumnya. Telur yang sebaiknya dipakai adalah telur ayam karena mempunyai fungsi
yang lebih baik dalam pengawetan sarabba tersebut.
Ø Setelah
mendidih, masukkan jahe yang telah dihaluskan dalam campuran santan dan gula
merah tadi dengan jalan ditapis. Hal ini dilakukan agar ampas jahe tidak ikut
dalam campuran tersebut. Karena meskipun telah dihaluskan, tidak menutup
kemungkinan ampas jahe akan tetap ada.
Ø Masukkan
juga gula pasir lalu aduk hingga merata.
Ø Aduk
campuran bahan-bahan tersebut hingga menyerupai dodol (lebih kental akan jauh
lebih baik)
Ø Setelah campuran
bahan tersebut menyerupai dodol, matikan kompor.
Ø Selanjutnya
dinginkan sarabba yang telah mengental tersebut kemudian aduk hingga menjadi
bubuk.
Ø Sarabba
bubuk telah siap untuk dimasukkan dalam kemasan
Hasil dari Sarabba kemasan ini dapat dikatakan
berhasil. Hal ini dapat dilihat dari tanggapan dan antusiasme masyarakat (dalam
hal ini responden) terhadap sarabba kemasan tersebut. Masyarakat sebagian besar
menyatakan sangat menyukai sarabba kemasan, tidak hanya dari segi
kepraktisannya namun juga dari segi rasa yang tidak kalah dibanding dengan
sarabba tradisional yang telah lama berkembang di Masyarakat. Namun meskipun
begitu, tidak jarang saran dan kritikan yang bersifat membangun yang kami dapatkan
dari masyarakat demi hasil yang maksimal kedepannya.
Tanggapan Responden
mengenai hasil penelitian
Berdasarkan percobaan penelitian yang telah kami lakukan, kami
telah menyimpulkan beberapa tanggapan responden mengenai es krim biji nangka
yang telah kami buat. Yang diantaranya adalah:
Percobaan 1 : Menurut responden, sarabba
kemasan yang kami buat sangat inovatif, namun rasanya agak berbeda dibanding
sarabba tradisional, hal ini dikarenakan bahan yang kami gunakan tidak sesuai
dengan takaran yang seharusnya. Disamping itu kami memasukkan telur ayam
kampung disaat campuran santan dan gula merah telah mendidih, hal ini tentunya
mengurangi nilai plus dalam sarabba tersebut. Namun meskipun begitu, sebagian
dari mereka tetap mendukung kami dalam membuat sarabba kemasan ini karena
masalah kepraktisannya.
Percobaan 2 : Menurut responden, rasa sarabba
kemasan sudah sangat nikmat untuk dinikmati Karena takaran yang kami gunakan
telah sesuai dengan prosedur.. Disamping itu, kami juga telah memasukkan telur ayam
kampung diawal pembuatan sarabba, sehingga hasilnya pun sesuai dengan harapan
kita bersama.
B. Pembahasan
Ø Jahe
Jahe merupakan salah satu rempah-rempah yang sangat penting.
Jahe memiliki manfaat yang sangat beragam, mulai untuk bumbu masakan sampai bahan
penting bagi industri obat. Bahkan di Jepang, manisan jahe kering sangat
digemari.
Tanaman jahe telah lama dikenal dan tumbuh baik di
Indonesia. Jahe tergolong tanaman herba, tegak, dapat mencapai ketinggian 40 –
100 cm dan dapat berumur tahunan. Batangnya berupa batang semu yang tersusun
dari helaian daun yang pipih memanjang dengan ujung lancip. Bunganya terdiri
dari tandan bunga yang berbentuk kerucut dengan kelopak berwarna putih
kekuningan.Sementara akarnya sering disebut rimpang jahe berbau harum dan
berasa pedas. Rimpang bercabang tak teratur, berserat kasar, menjalar mendatar
Bagian dalam berwarna kuning pucat.
Jahe
memiliki nama ilmiah Zingiber officinale. Di Indonesia, setiap daerah memiliki
sebutan yang berbeda-beda, halia (Aceh), bahing (Batak karo), sipadeh
atau sipodeh (Sumatera Barat), Jahi (Lampung), jae (Jawa),
Jahe (sunda), jhai (Madura), pese (Bugis) dan lali (Papua).
Khasiat Jahe
Khasiat Jahe
Sejak dulu Jahe dipergunakan sebagai obat, atau bumbu dapur
dan aneka keperluan lainnya. Jahe dapat merangsang kelenjar pencernaan, baik
untuk membangkitkan nafsu makan dan pencernaan.
Jahe yang digunakan sebagai bumbu masak terutama berkhasiat
untuk menambah nafsu makan, memperkuat lambung, dan memperbaiki pencernaan. Hal
ini dimungkinkan karena terangsangnya selaput lendir perut besar dan usus oleh
minyak asiri yang dikeluarkan rimpang jahe.
Minyak jahe berisi gingerol yang berbau harum khas jahe,
berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah, misalnya karena mabuk
kendaraan atau pada wanita yang hamil muda. Juga rasanya yang tajam merangsang
nafsu makan, memperkuat otot usus, membantu mengeluarkan gas usus serta
membantu fungsi jantung.
Dalam sejarah pengobatan tradisional Asia, jahe dipakai
untuk mengobati selesma, batuk, diare dan penyakit radang sendi tulang seperti
artritis. Jahe juga dipakai untuk meningkatkan pembersihan tubuh melalui
keringat.
Penelitian modern telah membuktikan secara ilmiah berbagai manfaat jahe, antara lain:
Penelitian modern telah membuktikan secara ilmiah berbagai manfaat jahe, antara lain:
- Menurunkan
tekanan darah. Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin
dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan
lancar dan memperingan kerja jantung memompa darah.
- Membantu
pencernaan, karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan
lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak.
- Gingerol
pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi
mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan
jantung. Gingerol juga diduga membantu menurunkan kadar kolesterol.
- Mencegah
mual, karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat
menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual
akibat mabok perjalanan.
- Membuat
lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan membantu mengeluarkan
angin.
- Jahe
juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang
disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.
Jahe sebagai Obat Praktis
Jahe merupakan pereda rasa sakit yang alami dan dapat
meredakan nyeri rematik, sakit kepala, dan migren. Caranya, minum wedang jahe 3
kali sehari. Bisa juga minum wedang ronde, mengulum permen jahe, atau
menambahkan jahe saat pada soto, semur, atau rending. Jahe juga dapat digunakan
untuk mengobati luka karena lecet, ditikam benda tajam, terkena duri, jatuh, serta
gigitan ular. Caranya rimpang jahe merah ditumbuk dan ditambahkan sedikit
garam. Letakkan pada bagian tubuh yang terluka.
Rimpang
yang ditumbuk, dengan diberi sedikit garam, kemudian ditempelkan pada luka
bekas gigitan ular beracun (hanya sebagai pertolongan pertama sebelum penderita
dibawa ke dokter). Dengan dicampur lobak, jahe dapat digunakan untuk mengobati
eksim. Parutan lobak dicampur dengan air jahe. Air jahe dapat diperoleh dengan
memarut rimpang jahe, lalu diperas. Ramuan ini dioleskan ke bagian kulit yang
terkena eksim. Biasanya dalam waktu 2 minggu saja penyakit sudah berkurang.
Untuk mencegah mabuk perjalanan, ada baiknya minum wedang
jahe sebelum bepergian. Caranya: pukul-pukul jahe segar sepanjang satu ruas
jari. Masukkan ke dalam satu gelas air panas, beri madu secukupnya, lalu
diminum. Bisa juga menggunakan sepertiga sendok teh jahe bubuk, atau kalau
tahan, makan dua kerat jahe mentah.
Ø Santan
Kelapa
Santan kelapa
adalah makanan yang kaya nutrisi, mengandung kalsium, lemak Omega 3, serat, dan
protein. Santan merupakan bahan makanan serba guna yang dapat digunakan untuk
memasak berbagai makanan maupun digunakan untuk membuat aneka kue. Komposisi
kimia dalam santan tidak berubah ketika dimasak sehingga tidak akan kehilangan
nilai gizinya.
Berikut adalah kandungan nutrisi dalam santan
kelapa.
Kalori
Satu sdm.
santan kelapa mengandung sekitar 120 kalori. Nilai ini lumayan tinggi, jadi
konsumsilah dalam jumlah moderat. Konsumsi sekitar satu sendok makan santan per
hari sudah cukup untuk memenuhi tubuh akan kebutuhan asam lemak omega 3. Asam
lemak omega 3 adalah lemak sehat yang dibutuhkan oleh tubuh.
Lemak
Santan
merupakan sumber lemak yang baik untuk tubuh. Santan mengandung berbagai jenis
lemak, seperti lemak jenuh, lemak tak jenuh ganda, lemak omega 3, lemak omega
6, dan lemak tak jenuh tunggal. Lemak tidak selamanya jahat, tubuh tetap
membutuhkan sejumlah lemak untuk kesehatan jantung, otak, dan kesehatan tubuh
secara umum. Asam lemak omega 3 dalam santan juga bisa mengurangi peradangan, serta
melumasi sel-sel serta sendi.
Gula
Santan terasa
gurih manis, namun sebenarnya mengandung hanya sejumlah kecil gula seperti
glukosa dan fruktosa. Dari seluruh volumenya, santan hanya mengandung sekitar 1
sampai 2 persen gula. Tubuh membutuhkan sejumlah kecil gula untuk digunakan
sebagai energi.
Kalsium
Santan juga mengandung cukup
kalsium. Satu cangkir santan kelapa mengandung sekitar 200 IU kalsium. Tubuh
membutuhkan kalsium untuk gigi dan tulang, serta sistem kekebalan tubuh. Santan
juga mengandung berbagai mineral seperti natrium, kalium, fosfor, zat besi, dan
tembaga.
Protein
Level protein yang terkandung
dalam santan kelapa terhitung rendah. Jenis protein yang ditemukan dalam santan
antara lain alanin, sistin, arginin, dan serene. Protein tersebut dikenal mudah
dicerna. Tubuh menggunakan protein untuk mempertahankan dan membangun sel-sel
baru. Rambut, kuku, dan kulit sebagian besar terdiri dari protein.
Ø Gula
merah
Gula merah
biasanya diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon
dari keluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan.
Bunga (mayang)
yang belum mekar diikat kuat (kadang-kadang dipres dengan dua batang kayu) pada
bagian pangkalnya sehingga proses pemekaran bunga menjadi terhambat. Sari
makanan yang seharusnya dipakai untuk pemekaran bunga menumpuk menjadi cairan
gula. Mayang membengkak. Setelah proses pembengkakan berhenti, batang mayang
diiris-iris untuk mengeluarkan cairan gula secara bertahap. Cairan biasanya
ditampung dengan timba yang terbuat dari daun pohon palma tersebut.
Cairan yang ditampung diambil secara bertahap, biasanya 2-3 kali. Cairan ini
kemudian dipanaskan dengan api sampai kental. Setelah benar-benar kental,
cairan dituangkan ke mangkok-mangkok yang terbuat dari daun palma dan siap
dipasarkan. Gula merah sebagian besar dipakai sebagai bahan baku kecap manis.
Dari
penjelasan mengenai bahan-bahan utama diatas dapat kita simpulkan bahwa sarabba
merupakan minuman yang mengandung gizi yang tinggi dan bermanfaat bagi tubuh.
Selain
itu, bahan yang digunakan dalam pembuatan sarabba kemasan ini merupakan bahan
yang mudah didapatkan dari lingkungan sekitar kita, seperti :
Ø Telur ayam kampung merupakan
salah satu sumber protein hewani yang mudah didapatkan. Sebagai bahan makanan,
telur memiliki manfaat yang besar bagi tubuh karena :
-
Telur mengandung zat-zat makanan yang
penting bagi tubuh yakni sumber protein, lemak, vitamin, dan mineral yang cukup
lengkap, sehingga dapat membantu memperlancar proses-proses metabolisme tubuh.
-
Kandungan proteinnya secara nyata
menyumbangkan gizi yang diperlukan pada fase pertumbuhan.
Ø Susu merupakan sumber makanan yang
lengkap karena mengandung berbagai macam zat, terutama lemak, vitamin, protein,
dan kalsium. Sehingga dengan mengonsumsi sarabba secara tidak langsung,
kebutuhan energi kita telah terpenuhi.
Kedua
bahan diataslah yang kemudian melengkapi nilai plus dari sarabba kemasan.
Selain praktis, sarabba kemasan juga mengandung nilai gizi yang tinggi. Sarabba
terbuat dari bahan-bahan yang memiliki kandungan nilai gizi yang baik, sehingga
hasil yang dihasilkan pun juga memiliki kandungan yang baik pula. Disisi lain,
dari hasil tanggapan responden dan analisis kami, sarabba kemasan mempunyai
perbedaan yang sangat nyata dari segi rasa,
warna, dan tekstur. Sarabba kemasan cenderung mempunyai rasa manis pedas gurih,
sedangkan untuk teksturnya adalah kering berbutir halus dan selanjutnya dari
segi warna, sarabba kemasan mempunyai warna coklat pudar. Perbedaan-perbedaan
tersebut kemungkinan besar dipengaruhi oleh perbedaan waktu memasak atau mendidihkan bahan-bahan yang ada
sehingga berdampak pada rasa, tekstur, dan warna. Namun justru hal itulah yang
memberikan cirri khas tersendiri bagi sarabba kemasan.
Berikut
adalah table kandungan nilai gizi dalam sarabba
Kandungan
|
Jumlah (per 100 gr bahan)
|
Energi
|
51 kkal
|
Protein
|
1,5 gr
|
Lemak
|
1 gr
|
Karbohidrat
|
10,1 gr
|
Kalsium
|
21 mg
|
Fosfor
|
39 mg
|
Zat Besi
|
2 mg
|
Vitamin A Jahe
|
30 IU
|
Vitamin B1
|
0,02 mg
|
Vitamin
C
|
4 mg
|
Air
|
86,2
|
Riset/penelitian pada Sarabba yang berbeda bisa
menghasilkan perbedaan hasil yang didapat karena berbagai faktor yang
mempengaruhi.
Keunggulan Sarabba Instan
·
Sarabba instan jauh lebih awet dibanding
sarabba biasa
·
Sarabba instan lebih praktis dibanding
sarabba biasa
·
Berdasarkan tanggapan responden dapat
disimpulkan bahwa rasa, warna, dan tekstur dari sarabba instan lebih menarik
dibanding sarabba biasa
·
Sarabba instan lebih mudah dipasarkan
dibanding sarabba biasa
·
Sarabba instan mempunyai daya tarik
tersendiri bagi para konsumen dibanding sarabba biasa
·
Dilihat dari segi bentuk (kemasan)
sarabba instan lebih mampu menarik perhatian konsumen.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
·
Kabupaten Bulukumba adalah daerah
potensial di berbagai sektor. Salah satunya adalah sektor kuliner yang
dimilikinya, yang jika dikembangkan secara optimal akan memberikan sumbangsih
besar dalam perekonomian daerah Bulukumba.
·
Salah satu kuliner khas Bulukumba adalah
Sarabba, dimana eksistensi sarabba dalam masyarakat kian hari kian menurun. Dan
salah satu penyebabnya adalah sulitnya membuat sarabba tersebut.
·
Salah satu upaya peningkatan eksistensi
sarabba tersebut adalah dengan mengolahnya menjadi minuman yang mudah dikonsumsi
(tidak merepotkan) seperti membuatnya dalam bentuk kemasan.
·
Sarabba dalam bentuk kemasan memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan dengan sarabba tradisional.
B.
Saran
·
Bagi Masyarakat



·
Bagi Pemerintah :


DAFTAR PUSTAKA
Yuventia,
Amalia. 2012. Uji
organoleptik sarabba instan dengan perbandingan persentase yang berbeda antara
susu dan santan. 2009.
Malang : PDF.
Subagjo,
Ignatius. 2010. Pengembangan pusat Informasi Usaha Mikro, kecil dan menengah (PI UMKM)
dalam Kerangka Sistem Inovasi Daerah (SID), Bahan Presentase
Maryati,
Sri. 2012. Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
.
file:///C:/Users/Ipah%20durian/Downloads/New%20folder/Potensi%20Daerah%20_%20mgmpppkbulukumba.htm
[23 April 2013]
Lampiran 1. Gambar Sarabba Kemasan
Lampiran 2. Angket
Sangat membantu, terimakasih :)
BalasHapus