Jumat, 24 Mei 2013

karya tulis 'analisis pembuatan sarabba instan dalam kerangka inovasi kuliner daerah Bulukumba'

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kita sebagai Warga Negara Indonesia selayaknya bersyukur akan potensi besar yang dimiliki oleh bangsa ini. Sumber daya alam yang berlimpah, penduduk yang banyak, keberagaman budaya, dan masih banyak lagi. Namun apalah arti sebuah potensi apabila hanya tetap menjadi potensi. Tentunya potensi ini perlu dipelajari, digali, dimanfaatkan dan kemudian dikembangkan untuk mewujudkan suatu hasil nyata yang dapat mendatangkan kemakmuran bagi negeri ini.
Multikultural, negara kepulauan, dan keberagaman yang ada dapat dilihat dalam dua sudut pandang yang berbeda. Dalam sudut pandang yang negatif,  dalam multikultural rawan timbul perpecahan antar kelompok, pulau-pulau yang banyak dapat menyebabkan eknomi yang tidak merata, dan lain hal sebagainya. Namun apabila dilihat dari sudut pandang yang positif, efek-efek negatif tersebut akan menjadi tidak berarti sama sekali. Multikultural dapat menjadi kekayaan  tersendiri yang tidak dimiliki oleh semua bangsa, negeri kepulauan menyimpan beragam potensi yang apabila diintegrasikan dapat menjadi sumber kekuatan nasional. Dengan dasar pemikiran demikian, maka semakin jelaslah bahwa dibutuhkan kearifan dalam melihat suatu peluang maupun potensi untuk kemudian dijadikan suatu karya yang nyata.
Menyadari fakta bahwa Indonesia memiliki luas wilayah yang besar dengan ragam budaya dan potensi, diperlukan strategi khusus untuk mewujudkan pemerataan ekonomi di Indonesia. Sudah seharusnya pemerataan ekonomi dimulai dari menghidupkan aktivitas ekonomi di daerah-daerah kecil. Sulit untuk mewujudkan ekonomi yang merata apabila belum adanya kemandirian ekonomi pada suatu daerah. Kemandirian ekonomi dalam konteks ini adalah suatu daerah dapat menciptakan lapangan pekerjaan sekaligus menghasilkan suatu produk baik barang atau jasa di daerahnya yang memiliki nilai jual dan kompetitif di pasaran nasional dan/atau internasional. Tentunya kemandirian ekonomi ini dapat terwujud apabila terdapat dua pihak yang memerankan peran masing-masing dengan baik. Pihak pertama adalah masyarakat daerah tersebut yang memiliki peran sebagai pelaku aktif dalam aktivitas ekonomi di wilayah tersebut. Pihak kedua adalah pemerintah yang memerankan pihak pembina sekaligus fasilitator terwujudnya kemandirian ekonomi.
Namun melihat kenyataan yang ada sekarang, tingkat ketergantungan di daerah terhadap pemerintah pusat (khususnya masalah ekonomi) masih sangat tinggi. Hal ini tentunya disebabkan oleh beberapa faktor, dan salah satu factor tersebut adalah Pihak daerah itu sendiri tidak mampu mengembangkan maupun mengolah sumber daya yang dimilikinya. Sebagai contoh adalah Kabupaten Bulukumba yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan.
Kabupaten Bulukumba dikenal sebagai daerah yang memiliki potensi besar dalam berbagai sektor. Area pertanian yang luas, sektor perikanan yang menjanjikan sampai keberagaman kuliner khas yang dimilikinya, yang tentunya semua hal tersebut dapat meningkatkan perekonomiannya. Dunia kuliner Bulukumba sendiri dipenuhi dengan makanan dan minuman khas yang jika tidak dikembangkan sekreatif mungkin akan hilang karena terdesak oleh kuliner asing yang kian marak dipasaran. Sehingga pada akhirnya Kabupaten Bulukumba akan hilang identitasnya dalam bidang kuliner. Sebagai contoh adalah ‘Sarabba’, sebagai minuman khas Bulukumba, Sarabba harusnya mampu mempertahankan eksistensinya dalam gempuran minuman Interlokal, namun hal ini sepertinya tidak berlaku di lapangan karena eksistensi dari Sarabba itu sendiri semakin hari semakin menurun. Hal ini dikarenakan karena Sarabba tidak diolah sedemikian rupa sehingga tidak mampu bersaing dengan minuman dari luar.
Oleh karena hal diatas, maka Penelitidalam Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Analisis Pembuatan Sarabba Kemasan dalam Kerangka Inovasi Kuliner Daerah Bulukumba” berusaha menyajikan suatu Inovasi dalam dunia kuliner dalam hal ini kami mengambil minuman khas Bulukumba ‘Sarabba’ dan mengolahnya menjadi suatu minuman yang tidak hanya bernilai ekonomis dan Kemasan tapi juga mampu bersaing dengan minuman asing.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara membuat Sarabba Kemasan ?
2.      Alat dan Bahan apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan Sarabba Kemasan ?
3.      Apa saja keunggulan Sarabba kemasan dibanding Sarabba tradisional
                  
C.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian kami adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui cara pembuatan Sarabba Kemasan.
2.      Untuk mengetahui alat dan Bahan apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan Sarabba Kemasan.
3.      Untuk mengetahui keunggulan Sarabba kemasan dibanding Sarabba tradisional.

D.    Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian karya tulis ilmiah ini adalah  sebagai berikut :
1.      Bagi Masyarakat
a)      Dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk terus berinovasi dalam mengembangkan potensi daerah khususnya dalam sektor kuliner.
b)      Dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk memproduksi minuman khas daerah yang bernilai ekonomis.

2.      Bagi Negara
a)      Membantu pemerintah dalam hal pengembangan potensi daerah yang nantinya dapat berkaitan dengan peningkatan perekonomian daerah.
b)      Memberikan sumbangsih bagi kemajuan kuliner daerah.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Kajian Teori
1.    Potensi Daerah
Tuhan menciptakan bumi ini dengan segala sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan manusia. Sumber daya ala mini tersebar di seluruh permukaan bumi, seperti contoh di Indonesia. Indonesia memiliki begitu banyak sumber daya alam karena Indonesia terletak di wilayah yang strategis.
Sumber daya alam yang terdapat di suatu wilayah menjadi kekayaan potensi daerah wilayah tersebut dan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat terwujud melalui berbagai kegiatan ekonomi.
Ø  Pengertian Potensi Daerah
Potensi diartikan sebagai kemampuan yang dapat dikembangkan. Potensi daerah adalah segala kemampuan yang ada pada suatu daerah yang dapat dikembangkan. Agar potensi daerah dapat bermanfaat, maka masyarakat harus melakukan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia. Karakter potensi suatu daerah akan menentukan kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat.
Ø  Jenis Potensi Daerah
Potensi daerah dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu :
a. Potensi Alam
Potensi alam adalah kemampuan berupa kekayaan kenampakan dan sumber daya alam yang dapat dikembangkan.
- Bidang pertanian, yaitu menanam tanaman pangan, menggarap lahan, menjual hasil panen dan mengolah hasil panen.
-  Bidang Perkebunan, yaitu menggarap lahan perkebunan, memetik hasil panen, mengolah hasil panen, dan bekerja di perkebunan.
- Bidang peternakan, yaitu membudidayakan ternak, menjual ternak, bekerja pada peternakan, dan mengolah hasil ternak.
- Bidang pertambangan, yaitu menjadi penambang, beklerja pada pertambangan dan menjual hasil tambang.
- Bidang pariwisata, yaitu menyewakan penginapan, membuat, menjual kerajinan, menyewakan perahu, menyewakan perlengkapan selancar, dan selam.
- Bidang perikanan, yaitu menangkap ikan, membudidayakan ikan, dan membudidayakan rumput laut.
b. Potensi Sosial Budaya
Potensi sosial budaya adalah kemampuan yang dapat dikembangkan dari pola kehidupan yang terdapat pada suatu masyarakat di suatu daerah.
Indonesia memiliki potensi sosial budaya yang beragam, yaitu :
- Pakaian daerah, seperti Ulos Raga, Batik, Baju Bodo, dan lain-lain.
- Tarian daerah, seperti Jaipong, tari Lilin dan lain-lain.
- Pertunjukan, seperti Debus dan lain-lain., Ogoh-Ogoh,
- Lagu daerah, seperti Boungong Jeumpa, Ampar-Ampar Pisang, dan lain-lain.
- Alat musik daerah, seperti sasando, tifa, dan lain-lain.
- Kerajinan, seperti ukiran Jepara, Seni patung Papua dan lain-lain.
- Cerita daerah, seperti Asal mula telaga biru, dan lain-lain.
- kuliner daerah, seperti Papeda, Oncong-oncong pisan, Pempek, sarabba dan lain-lain.
- Adat istiadat, seperti tradisi bergotong royong dalam membangun rumah, upacara adat pembakaran mayat.
Ø  Potensi daerah Bulukumba
Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi selatan, secara geografis Kabupaten ini terletak antara 05°20 – 05°40 dan antara 119°58 – 120°28 BT.Kabupaten ini di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, di sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone, di sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bantaeng. Luas wilayah Kabupaten Bulukumba 1.154,67 Km2. Secara administratif, Kabupaten Bulukumba ini terbagi menjadi 10 Kecamatan, 24 Kelurahan, dan 102 desa.
Potensi Pertanian adalah merupakan salah satu potensi unggulan yang memberikan konstribusi yang paling besar terhadap perekonomian Kabupaten Bulukumba. Tanaman pangan yang sangat potensial adalah tanaman padi dan merupakan bahan pangan utama masyarakat. Selain tanaman padi juga terdapat tanaman bahan pangan lainnya seperti Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah, Kacang Ijo dan Kedelai. Selain tanaman pangan, terdapat pula tanaman Holtikultura yang mempunyai potensi besar dalam mengangkat pendapatan dan kesejahteraan petani. Tanaman hortikultura yang utama seperti: durian, rambutan, duku, langsat, mangga, manggis, petai, pisang, nangka, alpukat, nenas, salak, pepaya, sukun, jambu biji, jambu air, jeruk siam, cabai, Lombok, tomat, terong, ketimun, kacang panjang.
Potensi perikanan di Kabupaten Bulukumba terdiri dari perikanan laut dan darat.Untuk jenis ikan laut yang dihasilkan, sebagian besar ikan laut diperairan Kabupaten Bulukumba berpotensi ekspor, seperti: cakalang, tuna, tongkol, layang, kembung, tambang, lamuru, kerapu dan beberapa ikan laut lainnya. Selain perikanan laut, perikanan budidaya seperti tambak, laut, kolam, mina padi juga merupakan potensi yang dapat dikembangkan. Komoditas budidaya tambak mayoritas adalah Ikan Bandeng, Udang Windu, Udang Api-api.
Potensi kuliner terdiri dari makanan dan minuman yang ada di kabupaten Bulukumba. Untuk makanan itu sendiri seperti kue putu, pallubasa, doko-doko, barongko, dan beberapa makanan lainnya memiliki ciri khas tersendiri disbanding dengan makanan dari daerah lain yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan bahkan di Indonesia. Sejalan dengan itu, minuman khas Kabupaten Bulukumba juga memiliki perbedaan mendasar dengan minuman dari daerah lain, tidak hanya dari bahan yang digunakan namun juga cara pembuatannya. Oleh karena ciri khas itulah, maka tidak salah jika dikatakan bahwa Bulukumba memiliki potensi dalam sektor kuliner.
2.       Kuliner Indonesia
Kuliner Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum dan hampir seluruh kuliner Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula aren dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa.
Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "kuliner Indonesia", tetapi lebih kepada, keanekaragaman kuliner regional yang dipengaruhi secara lokal oleh kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namum untuk bagian timur lebih umum dipergunakan juga jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar. Bentuk lanskap penyajiannya umumnya disajikan di sebagian besar makanan Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur di sisi piring.
Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah terlibat dalam perdagangan dunia berkat lokasi dan sumber daya alamnya. Teknik memasak dan bahan makanan asli Indonesia berkembang dan kemudian dipengaruhi oleh seni kuliner India, Timur Tengah, Cina, dan akhirnya Eropa. Para pedagang Spanyol dan Portugis membawa berbagai bahan makanan dari benua Amerika jauh sebelum Belanda berhasil menguasai Indonesia. Pulau Maluku yang termahsyur sebagai "Kepulauan Rempah-rempah", juga menyumbangkan tanaman rempah asli Indonesia kepada seni kuliner dunia. Seni kuliner kawasan bagian timur Indonesia mirip dengan seni memasak Polinesia dan Melanesia.
Beberapa jenis hidangan asli Indonesia juga kini dapat ditemukan di beberapa negara di benua Asia. Kuliner Indonesia yang populer seperti sate, rendang, dan sambal juga digemari di Malaysia dan Singapura. Bahan makanan berbahan dasar dari kedelai seperti variasi tahu dan tempe, juga sangat populer. Tempe dianggap sebagai penemuan asli Jawa, adaptasi lokal dari fermentasi kedelai. Jenis lainnya dari makanan fermentasi kedelai adalah oncom, mirip dengan tempe tapi menggunakan jenis jamur yang berbeda, oncom sangat populer di Jawa Barat. Begitupun dengan minumannya, Provinsi Sulawesi selatan          (khususnya Bulukumba) sebagai salah satu daerah di Indonesia merupakan daerah yang terkenal dengan minuman khasnya, sebagai contohnya adalah Sarabba.
3.      Sarabba
Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dan berpuluh-puluh propinsi. Setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan daerah lain. Ciri khas tersebut ada pula pada jenis makanan dan minuman khas suatu daerah tertentu, termasuk daerah Bulukumba yang juga mempunyai minuman khas yang tidak hanya mampu menghangatkan tubuh namun juga dapat mengembalikan stamina yang loyo yakni sarabba. Sarabba adalah minuman khas suku bugis-Makassar termasuk daerah Bulukumba yang terbuat dari campuran jahe, kuning telur, gula aren, santan dan merica bubuk. Sarabba cocok untuk mengusir flu, menghangatkan badan, mengeluarkan angin dari tubuh saat masuk angin, paling asik sebagai teman disaat begadang nonton bola. Masyarakat Bulukumba sebagian besar mengkonsumsinya sebagai pemulih stamina karena kuning telur dipercaya sebagai pemulih stamina (jamu), penawar letih setelah seharian beraktivitas dan untuk menghangatkan badan.
B.     Kerangka Pikir        
Potensi Daerah Bulukumba
Kuliner
                                                                                                          

Makanan

Minuman
Sarabba
 





Sarabba Kemasan
Dikembangkan menjadi
                                                 
Peningkatan Perekonomian Daerah
 


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah metode yang digunakan oleh peneliti terhadap objek penelitian yang akan dibuat dengan jalan melakukan berbagai eksperimen-eksperimen. Jenis penelitian adalah metode yang digunakan Penelitidalam suatu percobaan untuk menghasilkan suatu inovasi baru yakni Sarabba bubuk.
B.     Variabel Penelitian
Seperti yang kita ketahui, ada 2 jenis variable dalam menulis sebuah karya tulis ilmiah, yaitu variable terikat dan variable bebas. Adapun variable yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah :
Ø  Variable terikat dalam penelitian ini adalah kualitas Sarabba bubuk
Ø  Variable bebas dalam penelitian ini adalah sarabba tradisional.
C.    Waktu Dan Tempat Penelitian
Waktu dan tempat penelitian dalam penelitian karya tulis ilmiah ini akan di uraikan sebagai berikut :
1.      Waktu
Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu :
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 26 April 2013.
b.Penerapan atau Pelaksanaan
Tahap penerapan atau pelaksanaan dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 April 2013.
c. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 30 April 2013.
2.      Tempat
Penelitian dilakukan di rumah salah satu Peneliti.
D.    Alat dan Bahan
a)      Alat
Ø  Panci
Ø  Parut
Ø  Pisau
Ø  Pengaduk
Ø  Kompor
Ø  Sendok
Ø  Tapis
b)      Bahan
Ø  Jahe
Ø  Gula merah
Ø  Santan
Ø  Susu kental manis putih
Ø  Telur Ayam
Ø  Air Mineral

E.     Prosedur Kerja
Dalam karya tulis kali ini, penulis ingin meningkatkan eksistensi sarabba kembali dalam kehidupan Masyarakat karena dewasa ini, eksistensi sarabba semakin menurun dan salah satunya disebabkan oleh sulitnya membuat sarabba tersebut sehingga berdampak pada sulitnya untuk mengonsumsi sarabba tersebut. Oleh karenanya kami mencoba untuk membuat sarabba kemasan sehingga akan mempermudah untuk mengonsumsi sarabba tersebut.
Adapun cara pembuatan dari Sarabba kemasan adalah sebagai berikut :
  • Kupas jahe,kemudian cuci dan blender.
  • Siapkan panci. Masukkan santan secukupnya ke dalam panci.
  • Masak santan dan masukkan gula merah ke dalamnya.
  • Didihkan dan aduk-aduk hingga gula merah larut dan kembali mengeras
  • Setelah mengeras, matikan api dan tunggu hingga
F.     Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dalam karya tulis ilmiah ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu :          
a.       Tahap Pengumpulan Data
Dalam tahap ini peneliti, mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam karya tulis ilmiah ini.
b.      Tahap Persiapan Penelitian
Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah : Air putih, Gula merah, Jahe, Santan, Susu kental manis, Garam, Merica bubuk. Alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini diantaranya adalah : panci, pisau,
c.       Tahap Pembuatan Sarabba kemasan
Setelah alat dan bahan yang diperlukan telah tersedia, maka selanjutnya peneliti akan membuat Sarabba bubuk dengan jalan merangkai berbagai alat dan bahan yang telah disiapkan sebelumnya.

G.    Metode Pengumpulan Data
1.      Studi pustaka ( Library Research )
            Studi pustaka adalah pengambilan data-data yang akan digunakan dalam penelitian berupa buku-buku dan data yang diperoleh diluar dari hasil temuan lapangan.
2.      Observasi
            Dalam penelitian ini, peneliti mengamati bagaimana cara pembuatan sarabba kemasan.

H.    Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis analisis kualitatif yang akan menguraikan tentang proses pembuatan sarabba kemasan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
Dalam karya tulis kali ini, penulis ingin mewujudkan sarabba yang mudah disajikan, dalam hal ini kami berusaha mengubah image sarabba yang sulit untuk dikonsumsi menjadi minuman instant. Penulis merasa lebih tepat jika menjadikan sarabba sebagai minuman kemasan. Karena minuman kemasan merupakan minuman yang sangat mudah dan sederhana untuk disajikan dan dikonsumsi, sehingga tidak merepotkan bagi para penikmatnya. Disamping itu, minuman kemasan juga merupakan minuman yang sangat laku dipasaran, sehingga dapat dijadikan sebagai sesuatu yang dapat meningkatkan perekonomian.
Adapun tata cara dalam pembuatan sarabba kemasan adalah sebagai berikut :
Ø  Siapkan segala alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan sarabba tradisional, karena alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan sarabba kemasan sama dengan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan sarabba tradisional.
Ø  Setelah itu kupas jahe sekitar 1 kg, lalu cuci dengan air hingga bersih.
Ø  Setelah jahe bersih, hancurkan jahe sehalus mungkin. Untuk menghasilkan hasil yang optimal, disarankan untuk memakai blender.
Ø  Sementara jahe dihaluskan, masak santan, gula merah, dan telur yang telah disiapkan sebelumnya. Telur yang sebaiknya dipakai adalah telur ayam karena mempunyai fungsi yang lebih baik dalam pengawetan sarabba tersebut.




Ø  Setelah mendidih, masukkan jahe yang telah dihaluskan dalam campuran santan dan gula merah tadi dengan jalan ditapis. Hal ini dilakukan agar ampas jahe tidak ikut dalam campuran tersebut. Karena meskipun telah dihaluskan, tidak menutup kemungkinan ampas jahe akan tetap ada.
Ø  Masukkan juga gula pasir lalu aduk hingga merata.
Ø  Aduk campuran bahan-bahan tersebut hingga menyerupai dodol (lebih kental akan jauh lebih baik)
Ø  Setelah campuran bahan tersebut menyerupai dodol, matikan kompor.
Ø  Selanjutnya dinginkan sarabba yang telah mengental tersebut kemudian aduk hingga menjadi bubuk.
Ø  Sarabba bubuk telah siap untuk dimasukkan dalam kemasan
Hasil dari Sarabba kemasan ini dapat dikatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari tanggapan dan antusiasme masyarakat (dalam hal ini responden) terhadap sarabba kemasan tersebut. Masyarakat sebagian besar menyatakan sangat menyukai sarabba kemasan, tidak hanya dari segi kepraktisannya namun juga dari segi rasa yang tidak kalah dibanding dengan sarabba tradisional yang telah lama berkembang di Masyarakat. Namun meskipun begitu, tidak jarang saran dan kritikan yang bersifat membangun yang kami dapatkan dari masyarakat demi hasil yang maksimal kedepannya.
Tanggapan Responden mengenai hasil penelitian

Berdasarkan percobaan penelitian yang telah kami lakukan, kami telah menyimpulkan beberapa tanggapan responden mengenai es krim biji nangka yang telah kami buat. Yang diantaranya adalah:

Percobaan 1 :  Menurut responden, sarabba kemasan yang kami buat sangat inovatif, namun rasanya agak berbeda dibanding sarabba tradisional, hal ini dikarenakan bahan yang kami gunakan tidak sesuai dengan takaran yang seharusnya. Disamping itu kami memasukkan telur ayam kampung disaat campuran santan dan gula merah telah mendidih, hal ini tentunya mengurangi nilai plus dalam sarabba tersebut. Namun meskipun begitu, sebagian dari mereka tetap mendukung kami dalam membuat sarabba kemasan ini karena masalah kepraktisannya.

Percobaan 2 :  Menurut responden, rasa sarabba kemasan sudah sangat nikmat untuk dinikmati Karena takaran yang kami gunakan telah sesuai dengan prosedur.. Disamping itu, kami juga telah memasukkan telur ayam kampung diawal pembuatan sarabba, sehingga hasilnya pun sesuai dengan harapan kita bersama.
                                    
B.     Pembahasan

Ø  Jahe
Jahe merupakan salah satu rempah-rempah yang sangat penting. Jahe memiliki manfaat yang sangat beragam, mulai untuk bumbu masakan sampai bahan penting bagi industri obat. Bahkan di Jepang, manisan jahe kering sangat digemari.
Tanaman jahe telah lama dikenal dan tumbuh baik di Indonesia. Jahe tergolong tanaman herba, tegak, dapat mencapai ketinggian 40 – 100 cm dan dapat berumur tahunan. Batangnya berupa batang semu yang tersusun dari helaian daun yang pipih memanjang dengan ujung lancip. Bunganya terdiri dari tandan bunga yang berbentuk kerucut dengan kelopak berwarna putih kekuningan.Sementara akarnya sering disebut rimpang jahe berbau harum dan berasa pedas. Rimpang bercabang tak teratur, berserat kasar, menjalar mendatar Bagian dalam berwarna kuning pucat.
Jahe memiliki nama ilmiah Zingiber officinale. Di Indonesia, setiap daerah memiliki sebutan yang berbeda-beda, halia (Aceh), bahing (Batak karo), sipadeh atau sipodeh (Sumatera Barat), Jahi (Lampung), jae (Jawa), Jahe (sunda), jhai (Madura), pese (Bugis) dan lali (Papua).

Khasiat Jahe
Sejak dulu Jahe dipergunakan sebagai obat, atau bumbu dapur dan aneka keperluan lainnya. Jahe dapat merangsang kelenjar pencernaan, baik untuk membangkitkan nafsu makan dan pencernaan.
Jahe yang digunakan sebagai bumbu masak terutama berkhasiat untuk menambah nafsu makan, memperkuat lambung, dan memperbaiki pencernaan. Hal ini dimungkinkan karena terangsangnya selaput lendir perut besar dan usus oleh minyak asiri yang dikeluarkan rimpang jahe.
Minyak jahe berisi gingerol yang berbau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah, misalnya karena mabuk kendaraan atau pada wanita yang hamil muda. Juga rasanya yang tajam merangsang nafsu makan, memperkuat otot usus, membantu mengeluarkan gas usus serta membantu fungsi jantung.
Dalam sejarah pengobatan tradisional Asia, jahe dipakai untuk mengobati selesma, batuk, diare dan penyakit radang sendi tulang seperti artritis. Jahe juga dipakai untuk meningkatkan pembersihan tubuh melalui keringat.
Penelitian modern telah membuktikan secara ilmiah berbagai manfaat jahe, antara lain:
  • Menurunkan tekanan darah. Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan memperingan kerja jantung memompa darah.
  • Membantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak.
  • Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol juga diduga membantu menurunkan kadar kolesterol.
  • Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual akibat mabok perjalanan.
  • Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan membantu mengeluarkan angin.
  • Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.

Jahe sebagai Obat Praktis
Jahe merupakan pereda rasa sakit yang alami dan dapat meredakan nyeri rematik, sakit kepala, dan migren. Caranya, minum wedang jahe 3 kali sehari. Bisa juga minum wedang ronde, mengulum permen jahe, atau menambahkan jahe saat pada soto, semur, atau rending. Jahe juga dapat digunakan untuk mengobati luka karena lecet, ditikam benda tajam, terkena duri, jatuh, serta gigitan ular. Caranya rimpang jahe merah ditumbuk dan ditambahkan sedikit garam. Letakkan pada bagian tubuh yang terluka.
Rimpang yang ditumbuk, dengan diberi sedikit garam, kemudian ditempelkan pada luka bekas gigitan ular beracun (hanya sebagai pertolongan pertama sebelum penderita dibawa ke dokter). Dengan dicampur lobak, jahe dapat digunakan untuk mengobati eksim. Parutan lobak dicampur dengan air jahe. Air jahe dapat diperoleh dengan memarut rimpang jahe, lalu diperas. Ramuan ini dioleskan ke bagian kulit yang terkena eksim. Biasanya dalam waktu 2 minggu saja penyakit sudah berkurang.
Untuk mencegah mabuk perjalanan, ada baiknya minum wedang jahe sebelum bepergian. Caranya: pukul-pukul jahe segar sepanjang satu ruas jari. Masukkan ke dalam satu gelas air panas, beri madu secukupnya, lalu diminum. Bisa juga menggunakan sepertiga sendok teh jahe bubuk, atau kalau tahan, makan dua kerat jahe mentah.
Ø  Santan Kelapa
Santan kelapa adalah makanan yang kaya nutrisi, mengandung kalsium, lemak Omega 3, serat, dan protein. Santan merupakan bahan makanan serba guna yang dapat digunakan untuk memasak berbagai makanan maupun digunakan untuk membuat aneka kue. Komposisi kimia dalam santan tidak berubah ketika dimasak sehingga tidak akan kehilangan nilai gizinya.
Berikut adalah kandungan nutrisi dalam santan kelapa.
Kalori
Satu sdm. santan kelapa mengandung sekitar 120 kalori. Nilai ini lumayan tinggi, jadi konsumsilah dalam jumlah moderat. Konsumsi sekitar satu sendok makan santan per hari sudah cukup untuk memenuhi tubuh akan kebutuhan asam lemak omega 3. Asam lemak omega 3 adalah lemak sehat yang dibutuhkan oleh tubuh.
Lemak
Santan merupakan sumber lemak yang baik untuk tubuh. Santan mengandung berbagai jenis lemak, seperti lemak jenuh, lemak tak jenuh ganda, lemak omega 3, lemak omega 6, dan lemak tak jenuh tunggal. Lemak tidak selamanya jahat, tubuh tetap membutuhkan sejumlah lemak untuk kesehatan jantung, otak, dan kesehatan tubuh secara umum. Asam lemak omega 3 dalam santan juga bisa mengurangi peradangan, serta melumasi sel-sel serta sendi.
Gula
Santan terasa gurih manis, namun sebenarnya mengandung hanya sejumlah kecil gula seperti glukosa dan fruktosa. Dari seluruh volumenya, santan hanya mengandung sekitar 1 sampai 2 persen gula. Tubuh membutuhkan sejumlah kecil gula untuk digunakan sebagai energi.
Kalsium
Santan juga mengandung cukup kalsium. Satu cangkir santan kelapa mengandung sekitar 200 IU kalsium. Tubuh membutuhkan kalsium untuk gigi dan tulang, serta sistem kekebalan tubuh. Santan juga mengandung berbagai mineral seperti natrium, kalium, fosfor, zat besi, dan tembaga.
Protein
Level protein yang terkandung dalam santan kelapa terhitung rendah. Jenis protein yang ditemukan dalam santan antara lain alanin, sistin, arginin, dan serene. Protein tersebut dikenal mudah dicerna. Tubuh menggunakan protein untuk mempertahankan dan membangun sel-sel baru. Rambut, kuku, dan kulit sebagian besar terdiri dari protein.

Ø  Gula merah
Gula merah biasanya diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan. Bunga (mayang) yang belum mekar diikat kuat (kadang-kadang dipres dengan dua batang kayu) pada bagian pangkalnya sehingga proses pemekaran bunga menjadi terhambat. Sari makanan yang seharusnya dipakai untuk pemekaran bunga menumpuk menjadi cairan gula. Mayang membengkak. Setelah proses pembengkakan berhenti, batang mayang diiris-iris untuk mengeluarkan cairan gula secara bertahap. Cairan biasanya ditampung dengan timba yang terbuat dari daun pohon palma tersebut. Cairan yang ditampung diambil secara bertahap, biasanya 2-3 kali. Cairan ini kemudian dipanaskan dengan api sampai kental. Setelah benar-benar kental, cairan dituangkan ke mangkok-mangkok yang terbuat dari daun palma dan siap dipasarkan. Gula merah sebagian besar dipakai sebagai bahan baku kecap manis.
Dari penjelasan mengenai bahan-bahan utama diatas dapat kita simpulkan bahwa sarabba merupakan minuman yang mengandung gizi yang tinggi dan bermanfaat bagi tubuh.
Selain itu, bahan yang digunakan dalam pembuatan sarabba kemasan ini merupakan bahan yang mudah didapatkan dari lingkungan sekitar kita, seperti :
Ø  Telur ayam kampung merupakan salah satu sumber protein hewani yang mudah didapatkan. Sebagai bahan makanan, telur memiliki manfaat yang besar bagi tubuh karena :
-          Telur mengandung zat-zat makanan yang penting bagi tubuh yakni sumber protein, lemak, vitamin, dan mineral yang cukup lengkap, sehingga dapat membantu memperlancar proses-proses metabolisme tubuh.
-          Kandungan proteinnya secara nyata menyumbangkan gizi yang diperlukan pada fase pertumbuhan.
Ø  Susu merupakan sumber makanan yang lengkap karena mengandung berbagai macam zat, terutama lemak, vitamin, protein, dan kalsium. Sehingga dengan mengonsumsi sarabba secara tidak langsung, kebutuhan energi kita telah terpenuhi.
Kedua bahan diataslah yang kemudian melengkapi nilai plus dari sarabba kemasan. Selain praktis, sarabba kemasan juga mengandung nilai gizi yang tinggi.   Sarabba terbuat dari bahan-bahan yang memiliki kandungan nilai gizi yang baik, sehingga hasil yang dihasilkan pun juga memiliki kandungan yang baik pula. Disisi lain, dari hasil tanggapan responden dan analisis kami, sarabba kemasan mempunyai perbedaan yang sangat nyata dari segi rasa, warna, dan tekstur. Sarabba kemasan cenderung mempunyai rasa manis pedas gurih, sedangkan untuk teksturnya adalah kering berbutir halus dan selanjutnya dari segi warna, sarabba kemasan mempunyai warna coklat pudar. Perbedaan-perbedaan tersebut kemungkinan besar dipengaruhi oleh perbedaan waktu memasak atau mendidihkan bahan-bahan yang ada sehingga berdampak pada rasa, tekstur, dan warna. Namun justru hal itulah yang memberikan cirri khas tersendiri bagi sarabba kemasan.
Berikut adalah table kandungan nilai gizi dalam sarabba

Kandungan
Jumlah (per 100 gr bahan)
Energi
51 kkal
Protein
1,5 gr
Lemak 
1 gr
Karbohidrat
10,1 gr
Kalsium
21 mg
Fosfor
39 mg
Zat Besi
2 mg
Vitamin A Jahe
30 IU
Vitamin B1
0,02 mg
Vitamin C                                         
4 mg
Air                                                    
86,2

Riset/penelitian pada Sarabba yang berbeda bisa menghasilkan perbedaan hasil yang didapat karena berbagai faktor yang mempengaruhi.
Keunggulan Sarabba Instan
·         Sarabba instan jauh lebih awet dibanding sarabba biasa
·         Sarabba instan lebih praktis dibanding sarabba biasa
·         Berdasarkan tanggapan responden dapat disimpulkan bahwa rasa, warna, dan tekstur dari sarabba instan lebih menarik dibanding sarabba biasa
·         Sarabba instan lebih mudah dipasarkan dibanding sarabba biasa
·         Sarabba instan mempunyai daya tarik tersendiri bagi para konsumen dibanding sarabba biasa
·         Dilihat dari segi bentuk (kemasan) sarabba instan lebih mampu menarik perhatian konsumen.
BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
·         Kabupaten Bulukumba adalah daerah potensial di berbagai sektor. Salah satunya adalah sektor kuliner yang dimilikinya, yang jika dikembangkan secara optimal akan memberikan sumbangsih besar dalam perekonomian daerah Bulukumba.
·         Salah satu kuliner khas Bulukumba adalah Sarabba, dimana eksistensi sarabba dalam masyarakat kian hari kian menurun. Dan salah satu penyebabnya adalah sulitnya membuat sarabba tersebut.
·         Salah satu upaya peningkatan eksistensi sarabba tersebut adalah dengan mengolahnya menjadi minuman yang mudah dikonsumsi (tidak merepotkan) seperti membuatnya dalam bentuk kemasan.
·         Sarabba dalam bentuk kemasan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan sarabba tradisional.

B.     Saran
·         Bagi Masyarakat
*      Masyarakat seharusnya lebih mampu mengembangkan jiwa kepekaan dan inovatifnya dalam melihat potensi daerahnya sehingga pada akhirnya mampu memberikan gagasan mengenai pengembangan potensi tersebut.
*      Masyarakat sebaiknya tidak menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada pemerintah dalam meningkatkan perekonomian daerah.
*      Masyarakat seharusnya juga ambil bagian dalam peningkatan perekonomian daerah.
·         Bagi Pemerintah :
*      Pemerintah seharusnya mampu menjadi fasilitator dalam pengembangan potensi daerah.
*      Pemerintah juga seharusnya memberikan sumbangsih besar dalam pengembangan potensi daerah seperti memberikan informasi secara maksimal mengenai potensi yang dimiliki oleh daerahnya masing-masing.



DAFTAR PUSTAKA

Yuventia, Amalia. 2012. Uji organoleptik sarabba instan dengan perbandingan persentase yang berbeda antara susu dan santan. 2009. Malang : PDF.

Subagjo, Ignatius. 2010. Pengembangan pusat Informasi Usaha Mikro, kecil dan menengah (PI UMKM) dalam Kerangka Sistem Inovasi Daerah (SID), Bahan Presentase
Maryati, Sri. 2012. Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
.










Lampiran 1. Gambar Sarabba Kemasan





Lampiran 2. Angket


1 komentar :